Halaman

Tampilkan postingan dengan label Love. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Love. Tampilkan semua postingan

Kamis, 24 Februari 2011

I Need God

"the love of money is the root of all evil but the love of God is the root of all blessings!!!" – Kenji Yeo
It's so bizarre... just as I was going to write something here, my business mentor made that random statement... well its not even close to random. its epic. and I love it.
I need God.
John 10:6-13 (The Message)
6-10 Jesus told this simple story, but they had no idea what he was talking about. So he tried again. "I'll be explicit, then. I am the Gate for the sheep. All those others are up to no good—sheep stealers, every one of them. But the sheep didn't listen to them. I am the Gate. Anyone who goes through me will be cared for—will freely go in and out, and find pasture. A thief is only there to steal and kill and destroy. I came so they can have real and eternal life, more and better life than they ever dreamed of.
11-13 "I am the Good Shepherd. The Good Shepherd puts the sheep before himself, sacrifices himself if necessary. A hired man is not a real shepherd. The sheep mean nothing to him. He sees a wolf come and runs for it, leaving the sheep to be ravaged and scattered by the wolf. He's only in it for the money. The sheep don't matter to him.
I cant tell you in simple words why I need Him. But.
I just do.
Life is so full. so great. so wonderful.
Life is a gift. so blessed. so rich.
Life can be hard, so painful. so confusing.
Life can be frustrating, so difficult. so demanding.
But I soar on Eagle's wings - with the One who lifts me up.
There I can smile. I can run and I can jump for Joy.
For I know my Saviour lives and He loves me.
How can this ever be? A GOD who cares for me?
People might think i'm crazy. but hey im not hazy.
That line turned out cheesy. but hey, i dont worry.
LOL.
There's no luck, there's no fate but there is true love and blessings when we seek at the right place. singular. place.
If it is luck. if it is chance. if it is fate. if it is the stars that determine. why should I live? Why should I care with what I do with this body? But i know there is more to life. I know there is a life for me to live abundantly. a life i can only get when i surrender EVERYTHING. everything to one super being.
I surrender because im in love. i surrender because God first loved me. Love is not slavery. Love is not dos and donts. Love is not judgmental. But Love came so we can be free from guilt and shame. Wow I never knew Love is so abstract.
I need God. I need his Love. Only then I can truly live to the fullest.
Are we living to the fullest?
http://www.myspace.com/samuelerics

Pasangan Dari Tuhan

Bertahun-tahun yang lalu, Aku berdoa kepada Tuhan untuk memberikan pasangan hidup.

"Engkau tidak memiliki pasangan karena engkau tidak memintanya", jawab Tuhan.

Tidak hanya Aku meminta kepada Tuhan, Aku menjelaskan kriteria pasangan yang kuinginkan. Aku menginginkan pasangan yang baik hati, lembut, mudah mengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh pengertian, pintar, humoris, penuh perhatian. Aku bahkan memberikan kriteria pasangan tersebut secara fisik yang selama ini kuimpikan.

Sejalan dengan berlalunya waktu, Aku menambahkan daftar kriteria yang kuinginkan dalam pasanganku.

Suatu malam, Tuhan berkata dalam hatiku,

" Hamba-Ku, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan."

'Aku bertanya, "Mengapa Tuhan?" dan IA menjawab,


"Karena Aku adalah Tuhan dan Aku adalah Adil. Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar."

Aku bertanya lagi, "Tuhan, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh apa yang aku pinta dari-Mu?"
Jawab Tuhan, "Aku akan menjelaskannya kepada-Mu, Adalah suatu ketidakadilan dan ketidak benaran bagi-Ku untuk memenuhi keinginanmu karena Aku tidak dapat memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagi-Ku untuk memberikan seseorang yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu jika terkadang engkau masih kasar, atau memberikan seseorang yang pemurah tetapi engkau masih kejam, atau seseorang yang mudah mengampuni tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam, seseorang yang sensitif, namun engkau sendiri tidak..."

Kemudian Ia berkata kepadaku,
"Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semuanya itu. Pasanganmu akan berasal dari tulangmu dan dagingmu, dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu."

"Pernikahan adalah seperti sekolah, suatu pendidikan jangka panjang.
Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanya bertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid. Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku memberikanmu seseorang yang dapat tumbuh bersamamu."

Kisah Ini untuk:
Yang sudah menikah, yang baru saja menikah, yang akan menikah, dan yang sedang mencari Pasangan Hidup. (by Pdt. Benny Kaban)

Tentang Cinta

Dunia yang kita hidupi sekarang adalah dunia postmodern yang sarat dengan relativisme yang me“mutlak”kan segala sesuatu adalah relatif adanya. Semangat ini juga mempengaruhi seluruh keberadaan hidup manusia, termasuk prinsip kasih pun dirusak oleh manusia. Di dalam semangat relativisme yang di“mutlak”kan ini, banyak orang di dunia sangat menyukai istilah “kasih” dan menggunakannya secara tidak bertanggungjawab. Di dalam benak orang-orang postmodern, “kasih” dimengerti tidak saling menghakimi, saling berdamai dengan semua orang, saling memaafkan, dll, tetapi herannya mereka yang berkata demikian seringkali sulit mempraktekkannya bahkan salah menafsirkannya. Sehingga tidak heran di dalam dunia ini, akibat orang yang selalu mengobral istilah “kasih” yang sebenarnya tidak mengerti esensi kasih itu sesungguhnya, maka yang terjadi adalah etika yang semakin lama semakin terpuruk dan bobrok. “Kasih” yang demikian hanyalah membawa malapetaka dan meresahkan manusia, tetapi sayangnya manusia tidak segera menyadarinya lalu bertobat. “Kasih” palsu demikian tidak diajarkan bahkan ditentang oleh Alkitab. Di dalam Alkitab, kita akan mendapati beberapa prinsip mengenai kasih.
Pertama, Alkitab menyatakan Allah adalah Kasih (1 Yohanes 4:16). Allah adalah Kasih bukan sekedar sifat-Nya yang Mahakasih tetapi Dia sendiri adalah Sumber dan Pribadi Kasih itu sendiri. Berarti, di dalam diri Allah mengalir Kasih sejati. Kasih yang tidak keluar dari diri Allah adalah “kasih” yang palsu !

Kedua, Allah yang adalah Kasih itu sekaligus juga Allah yang Mahaadil. Di dalam kasih-Nya, Ia tetap menghukum barangsiapa yang menolak-Nya. Di dunia postmodern yang kita hidupi saat ini, manusia sedang berusaha melenyapkan konsep tentang keadilan dan sedang mengilahkan konsep “kasih” yang berdampak kepada prinsip “demokrasi” dan “hak asasi” yang liar. Itulah wujud “kasih” palsu. Kasih yang tanpa keadilan bukan berakibat baik seperti yang banyak orang dunia serukan, tetapi justru mengakibatkan sesuatu yang sangat buruk, misalnya kasus poligami, free-sex, dll yang semuanya memakai istilah “kasih/cinta” juga (saya menyebutnya : kasih semu/virtual love). Kasih menurut Alkitab adalah kasih yang disertai dengan keadilan karena kasih-Nya juga disertai keadilan-Nya. Yohanes 3:16-18 menggambarkan dengan jelas hubungan yang tak terpisahkan antara kasih dan keadilan Allah. Di dalam kasih, ada wujud keadilan yang harus dinyatakan. Misalnya, di dalam kasih antar pasangan, ketika salah satu pasangan berbuat tidak beres, pasangan lain dapat menegur dan mengingatkannya bukan untuk membuktikan dirinya lebih benar, tetapi harus dengan cinta kasih. Itulah wujud keadilan yang disertai kasih.

Ketiga, kasih sejati berarti rela berkorban. Kasih sejati yang rela berkorban sudah diwujudnyatakan di dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus yang menggenapkan rencana Allah Bapa di Surga dengan mati disalib dan bangkit demi mengasihi dan menebus umat pilihan-Nya dari dosa-dosa mereka (1 Yohanes 3:16). Kasih sejati ini membuka pintu hubungan antara Allah yang Mahakudus dengan manusia berdosa yang dahulu rusak akibat dosa manusia itu sendiri. Kasih berarti rela berkorban. Tetapi sayangnya, konsep kasih sejati ini sering disalahtafsirkan, lalu mengatakan bahwa di hari Valentine, kita harus memberikan bunga sebagai wujud pengorbanan dan kasih sayang kita. Tidak ada salahnya memberikan bunga di hari Valentine, yang menjadi permasalahannya terletak pada esensi kasih yaitu pengorbanan sejati yang harus dimengerti. Berkorban dengan mengantar pasangan ke tempat-tempat tertentu atau memberikan bunga itu bukanlah berkorban tetapi keharusan. Pengorbanan sejati dilakukan bukan dengan keterpaksaan tetapi dengan tulus dan rendah hati serta sukacita sejati. Itulah yang Kristus lakukan bagi kita dan harus kita teladani di dalam kehidupan kita sehari-hari. Salah satu wujud pengorbanan di dalam kasih adalah dengan kita memberitakan Injil. Ketika memberitakan Injil, kita mau mengorbankan diri berdiskusi dengan orang-orang non-Kristen tentang Kristus Yesus Tuhan kita dengan semangat kasih yang tanpa kompromi namun jelas dan singkat. Penginjilan membuat kita tidak egois dan sombong akan keselamatan dan kehidupan baru yang telah kita peroleh di dalam Kristus Yesus.

Terakhir, di dalam kasih ada kesetiaan. Di dalam Alkitab, kita melihat kasih Allah selalu berkaitan dengan kesetiaan-Nya akan janji-janji-Nya. Di dalam theologia Reformed, kita mengenal istilah the covenant of God (kovenan/janji Allah). Artinya, Allah yang telah memilih kita dari semula, Dia jugalah yang memelihara janji-Nya dan menggenapkannya bagi kita di dalam Tuhan Yesus serta menyempurnakannya di dalam karya Roh Kudus. Seperti Allah yang setia memelihara keselamatan kita sampai akhir, maka di dalam diri-Nya lah kita juga dapat meneladani prinsip kasih yang setia, di mana kita tidak lagi menduakan Kristus di dalam hidup kita. Kita hendaknya tidak lagi menganggap relativisme atau humanisme sebagai ilah kita selain Kristus. Ketika kita melakukan penduaan hati ini, kita sedang menyakiti hati Tuhan kita Yesus Kristus yang telah menebus dosa kita, dan lagi berarti kita tidak lagi setia kepada-Nya. Akibatnya, jangan heran, ketika manusia hidup mulai mendua hati, hidup mereka pasti tidak damai dan tidak menjumpai kelegaan sejati karena mereka mulai tidak setia. Ketika kita setia kepada-Nya, meskipun hidup kita tidak selalu lancar (bebas dari penyakit, utang, kemiskinan, bencana, dll), tetapi kita memiliki hidup yang berkelimpahan secara rohani (Yohanes 10:10b) dan hidup yang memiliki kelegaan sejati (Matius 11:28-30) di tengah kepenatan dunia yang menghimpit. Itulah seharusnya respon dan komitmen kita sebagai anak-anak-Nya di tengah maraknya konsep “kasih” palsu yang sedang ditawarkan iblis di zaman postmodern ini.

Minggu ini, dalam rangka menjelang Valentine Day, maukah kita kembali kepada konsep kasih yang sejati dari Alkitab dan tidak mau lagi ditipu oleh bujuk rayu iblis yang gemar menawarkan beragam definisi “kasih” yang palsu ?! Sudah seharusnya itulah respon dan komitmen total kita seutuhnya sebagai  Permata GBKP dan anak-anak Tuhan di dalam Kristus. Soli Deo Gloria. Solus Christus.
 
“TO LOVE AND SERVE GOD IN OUR LIFE IS TO KNOW HIM IN HIS FINAL WORD, THE HOLY BIBLE !”